Sabtu, 16 April 2011

MIMPI DAN INTERPRETASINYA

Mimpi adalah produk psikis yang tidak disengaja dan yang spontan, suara dari alam, bias any tidak jelas dan sulit dimengerti karena mengungkapkan diri dengan lambang dan gambar, seperti tulisan yang paling kuno, atau surat yang rumit yang kadang-kadang dengan gembira dilakukan oleh anak-anak yang mengganti kata-kata yang penting dengan gambar-gambar. Dalam usaha mengerti bahasa mimpi para ahli menggunakan metode penjelasan dalam tambahan seperti halnya para ahli filologi dalam menguraikan prasasti dan naskah yang ditulis dalam bahasa yang telah lama dilupakan.
Langkah pertama untuk mengerti suatu mimpi adalah menyusun konteksnya. Ini berarti membongkar jaringan hubungan pelaku mimpi dan kehidupannya, dan menemukan arti dari berbagai bayangan yang ditampilkan. Misalnya, seorang ibu tampak di dalam mimpi: semua orang mempunyai konsep tentang apa arti ibu, tetapi untuk masing-masing orang bayangan seorang ibu adalah berbeda, dan arti dari bayangan ini akan berubah dari waktu ke waktu. Ingatan tentang ibu bagi seorang mungkin dihubungkan dengan kasih saying, perawatan dan perlindungan, sedangkan orang lain menghubungkannya dengan kekuasaan, amarah atau kekecewaan dan dengan demikian arti mimpi tentang ibu dapat berbeda-beda. Sejauh memungkinkan, tiap bayangan atau lambang hars dijagai sampai artinya mendekati arti yang sebenarnya bagi pelaku mimpi dan jika ini belu dilakukan secara seksama maka kita belum dapat mengerti maksud mimpi tersebut. Setiap mimpi merupakan pengungkapan langsung dari ketidaksadaran pelaku mimpi dan hanya dapat dimengerti ini.
Rangkaian beberapa mimpi merupakan dasar interpretasi yang lebih memuaskan daripada ssatu buah mimpi, karena tema yang ditampilkan oleh alam tak sadar menjadi lebih jelas, bayangan-bayangan yag penting digarisbawahi melalui pengulangan dan kesalahan dalam interpretasi diperbaiki dalam impian berikutnya.
Mimpi dapat diinterpretasikan dalam tingkat objektif atau tingkat subjektif. Hal yang pertama mimpi dihubungkan dengan apa yang terjadi di dalam lingkungan; orang-orang yang muncul di dalam impian adalah benar, demikian pula hubungan mereka dengan apa pengaruhnya pada pelaku mimpi ianalisis. Hal yang kedua, tokoh-tokoh mimpi dianggap mewakili aspek-aspek kepribadian pelaku mimpi. Pada tingkatan mana interpretasi dilakukan tergantung pada keadaan sesaat. Seorang wanita yang bermimpi tentang ayahnya mungkin menghadapi masalah dalam hubungannya dengan ayahnya atau beberapa aspek dari hubungannya dengan ayah, atau ia harus mengenali adanya prinsip jantan dalam dirinya. Pada umumnya aspek subjektif dari mimpi menjadi lebih penting dalam tahap-tahap analisis yang lebih lanjut ketika masalah pribadi telah ditinjau dan dimengerti.
Beberapa impian mengandung arti yang lebih dari arti pribadi; mimpi-mimpi seperti itu seringkali sangat jelas dan menggunakan lambang-lambang yang tidak ddapat dipahami dan mengejutkan, dan hubungannya denga pelaku mimpi sulit dicari. Mimpi-mimpi dapat digolongkan sebagai mimpi kolektif dan untuk mengartikannya harus dipergunakan analogi hitoris dan mitologis untuk mengetahui apakah lambang itu bagi orang-orang di masa lalu. Pada mulanya agak aneh untuk menganggap bahwa hal ini ada relevansinya dengan kita sendiri; kita telah demikian jauhmemutuskan diri dengan masa lampau sehingga sulit untuk menyadari bahwa pengalaman orang di masa lampau tetap mempunyai arti bagi kita.
Sulit untuk membedakan dengan jelas antara impian pribadi dengan impian kolektif jika tanpa membahasnya secara lebih rinci. Bagaimanapun juga, seperti dalam kehidupan, tidaka ada garis pembatas yang jelas antara keduanya. Apapun yang kita pikirkan atau lakukan dalam kemampuan pribadi mempunyai arti atau mempengaruhi orang lain; sebaliknya, kita juga terikat pada zaman dan lingkungan kita, yang membentuk diri kita dengan atau tanpo kita kehendaki. Impian pribadi akan muncul dari ketidakasadaran pribadi dan berhubungandengan aspek-aspek pribadi dari kehidupan pelaku mimpi: mimpi tentang keluarga, teman-teman dan kehidupan sehari-hari.
Impian kolektif mempunyai arti yang lebih besar daripada setiap akibat dramatis langsung. Orang-orang primitif secara naluriah mengenal perbedaan antara kedua jenis ini, pribadi dan kolektif, dan melukiskannya sebagai impian kecil dan impian besar. Mereka menghargai jenis yang terakhir karena mereka sering membuka sumber pengetahuan sehingga sumber pengetahuan tidak akan pernah tertutup. Impian kolektif sangat dihargai dalam zaman purbakala ketika hal itu dianggap membawa pesan dari dewa dan isyaratnya ditanggapi sungguh-sungguh.
Sekarang kita harus membuat pernyataan yang sama tentang bahan mimpi, karena seperti apa yang telah ditunjukkan, alam tak sadar selalu menggunakan lambang-lambang yang berbeda untuk hal-hal yang oleh alam sadar dianggap mempunyai arti yang sama. Telah dikatakan bahwa serangkaian mimpi lebih mudah dimengerti daripada hanya satu mimpi, dan dengan cara yang sama kita temukan bahwa mimpi-mimpi yang penting diulangi lagi jika belum dimengerti atau jika mimpi itu perlu ditekankan.
Bagi orang kuno, impian itu dikirim melalui Tuhan dan orang yang tidak percaya masih membiarkan kemungkinan ini (hanya dengan syarat hati-hati dan mencadangkan untuk dirinya sendiri hak untuk memutuskan masalah ini), maka pendapat popular masa kini mencela kegiatan psikis semacam ini sedemikian rupa sampai seringkali dianggap bahwa mimpi adalah semata-mata akibat dari sebab-sebab fisik, seperti tidur dalam posisi yang kurang enak atau makan terlampau kenyang seelum tidur. Memang benar beberapa mimpi dapat disebabkan oleh sebab-sebab seperti itu (misalnya mimpi berjalan di atas salju dan pada waktu bangun ternyata alas tempat tidur telah terlepas), tetapi seringkali sedikit sekali hubungan antara rangsangan dan bentuk impian yang terjadi, sehingga itu bukanlah penjelasan mimpi yang sesungguhnya. Keyakkinan yang sangat umum lainnya adalah bahwa mimpi merupakan reproduksi dari peristiwa-peristwa di hari sebelumnya, terutama peristiwa-peritiwa yang berarti atau meyolok. Catatan yang teliti menunjukkan bahwa mimpi jarang mengulang peristiwa-peristiwa itu secara tepat.; ada hal-hal yang ditambahkan atau dikurangi, membulatkan penngalaman atau bersifat mengimbangi. Kecenderungan untuk mengimbangi sikap sadar ini merupakan cirri mimpi yng penting dan selalu harus diperhatikan jika hendak mengartikannya. Sebagai contoh, mipi anak muda tentang ayahnya yang berperilaku seperti orang mabuk dan tidak teratur. Kenyataanya ayahnya sebenarnya tidak seperti itu dan menurut anaknya ia berperilaku secara ideal dan mempunyai hubungan yang sangat baik dengan ayahnya, bahkan terlalu baik karena kekagumannya pad ayahnya menghambat tumbuh kepercayaan diri dan mencegah perkembangan kepribadiannya sendiri yang berbeda dengan ayahnya. Ini menunjukkan ayah dalam gambaran yang kurang menyenangkan. Seolah mimpi itu berpesan, “Ternyata ia tidak sehebat itu, dan ia dapat bertidak dengancara yang sangat tidak bertanggung jawab. Tidak perlu kau merasa rendah”. Alam tak sadar menarik perhatian pada hubungan yang berdasarkan pandangan yang idealistis tentang ayah yang menghambat perkembangan anak menuju kedewasaan.
Mimpi dapat juga sebaliknya; jjika kita biaasa merendahkan seseorang, kita cenderung menyanjungnya dalam mimpi, misalnya melihatnya dalam posisis yang jauh lebih tinggi daripada keadaan yang sebennarnya atau bermimpi melakukan sesuatu dengan mudah dan terampil walaupun kita tahu bahwa seharusnya kita tidak mampu dan canggung.
Mimpi juga membawa konflik-konflik yang tersembunyi menjadi jelas dengan mmenunjukkan sisi yang tidak diketahui dari sifat, seperti jika seorang yang halus dan tenang bermimpi tentang kekerasaan tetapi seringkali bahasamimpi tidaklah seperti itu.
Mimpi kadang-kadang mengungkapkan harapan-harapan yang tersembunyi tetapi terlampau sederhana untuk menggolonkan semua mimpi dalam golongan ini. Mimpi ‘harapah’ biasanya mudah diketahui, misalnya seorang yang lapar bermimpi sedang makan enak, atau seorang yang haus bermimpi melihat air.
Ada juga mimpi-mimpi yang melihat ke depan atau bersifat ‘prospektif’. Kelihatannya seperti ruang dan waktu merupakan ciptaan alam tak sadar kita dan relative, dan alam tak sadar bekerja sesuai dengan konsep-konsep ini. Contoh dari mimpi ini adalah mimpi bangun dan berpakaian pada saat orang benar-benar tidur dan jam beker telah berhenti berbunyi. Tetapi ada mimpi lain yang lebih menonjol, seperti seseorang yang akan pindah rumah ke suatu daerah bermimpi tentang rumah yang akan didiaminya sampai hal-hal yang terkecil. Mimpi seperti itu jarang terjadi dan menganggap hal itu hanya kebetulan.
Kadang-kadang mimpi memproduksi hal-hal yang dilihat, didengar atau dibaca sebelumnya dan selanjutnya dilupakan, atau mengingat kembali pengalaman-pengalaman lalu. Seringkali sulit untuk melacak apakah hal-hal yang terlupa dapat diingat kembali atau pengalamn itu benar-benar terjadi namun ni bukanlah hal yang penting. Yang relevan adalah mengapa elaku mimpi bermimpi tentang hal tersebut pada saat tertentu dan mengapa ia merasa bahwa ia mengalami pengalaman itu.
Salah satu mimpi yang aneh adalah apabila teman dekat atau anggota keluarga bermimpi tentang impian yang sama tanpa saling menceritakan sebelumnya. Yang lebih aneh lagi adalah bahwa anak-anak bermimpi tentang masalah yang dihadapi orangtuanya apabila masalah tersebut disebunyikan dari pengetahuan anak-anaknya. Biasanya impian itu tidak merupakan pernyataan yang langsung, melainkan berbentuk simbolis dan seringkali sangat indah.
Impian yang saling menyolok adalah yang keihatannya muncul secara spontan dari alam tak sadar, menyajikan sesuatu yang sangat aneh dan sangat jelas sehingga menarik perhatian. Kadang-kadang hal ini tampaknya mengungkapkan suatu kecenderungan alam tak sadar yang bertujuan untuk mengubah sepenuhnya sikap alam sadar dan impian ini dapat begitu mengesankan sehingga pelaku mimpi benar-benar berubah tanpa perlu diadakan interpretasi terhadap impiannya itu.
Mimpi ini dari sudut analitis bernilai karena memberikan gambaran tentang kondisi dalam dan tentang kondisi luar yang tidak disadari oleh pelaku mimpi. Impian pertama yang diajukan pasien untuk dianalisis seringkali merupakan ringkasan yang menarik tentang persoalan yang dihadapinya dan bahkan memberikan petunjuk tentang bagaimana hal itu dapat diatasi. Aspek mimpi yang dapat melihat ke depan inilah yang didesak agar mimpi ini tidak hanya digunakan untuk tujuan-tujuan reduktif, yaitu mimpi yang tidak hanya membuka kenangan yang terlupa dan kesulitan-kesulitan masa kini tetapi muncul dengan bertujuan, khusunya dalam mimpi individuasi. Pada permulaan analisis mimpi seringkali relatif jelas dan sederhana, dan mempunyai akibat langsung. Dengan berjalannya proses analisis mimpi biasanya menjadi lebih rumitdan lebih sulit dimengerti.
Para peneliti tidak pernah mendesak interpretasinya pada pasien. Mereka menganggap lebih penting bagi pelaku mimpi untuk mengerti impiannya sendiridaripada harus dianalisis oleh analis, sedangkan cara ideal interpretasi harus merupakan hasil dari refleksi dan peretujuan bersama. Ungkapan-ungkapan dari alam sadar seringkali sangat primitif dan kekuasaannya hilang bila terlalu banyak usaha diarahkan untuk menyesuaikannya dengan konsep-konsep estetis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar