Sabtu, 08 Februari 2014

LANGKAH-LANGKAH BELAJAR EFEKTIF

Langkah-langkah belajar efektif adalah mengetahui diri sendiri
kemampuan belajar anda proces yang berhasil anda gunakan, dan dibutuhkan minat, dan pengetahuan atas mata pelajaran anda inginkan

Anda mungkin belajar fisika dengan mudah tetapi tidak bisa belajar tenis, atau sebaliknya. Belajar apapun, adalah proces untuk mencapai tahap-tahap tertentu.

Empat langkah untuk belajar.
Mulai dengan cetak halaman ini dan jawab pertanyan-pertanyaannya. Lalu rencanakan strategi anda dari jawaban-jawabanmu, dan dengan “Pedoman Belajar” yang lain.Mulai dengan masa lalu Apakah pengalaman anda tentang cara belajar? Apakah andaWhat was your experience about how you learn? Did you

senang membaca? memecahkan masalah? menghafalkan? bercerita? menterjemah? berpidato?
mengetahui cara menringkas?
tanya dirimu sendiri tentang apa yang kamu pelajari?
meninjau kembali?
punya akses ke informasi dari banyak sumber?
menyukai ketenangan atau kelompok belajar?
memerlukan beberapa waktu belajar singkat atau satu yang panjang?

Apa kebiasaan belajar anda? Bagaimana tersusunnya? Yang mana terbaik? terburuk?

Bagaimana anda berkomunikasi dengan apa yang anda ketahui belajar paling baik? Melalui ujian tertulis, naskah, atau wawancara?
Teruskanke masa sekarang Berminatkah anda?
Berapa banyak waktu saya ingin gunakan untuk belajar?
Apa yang bersaing dengan perhatian saya?Apakah keadaannya benar untuk meraih sukses?
Apa yang bisa saya kontrol, dan apa yang di luar kontrol saya?
Bisakah saya merubah kondisi ini menjadi sukses?


Apa yang mempengaruhi pembaktian anda terhadap pelajaran ini?

Apakah saya punya rencana? Apakah rencanaku mempertimbangkan pengalaman dan gaya belajar anda?
Pertimbangkan
proses,persoalan utama Apa judulnya?
Apa kunci kata yang menyolok?
Apakah saya mengerti?Apakah yang telah saya ketahui?
Apakah saya mengetahui pelajaran sejenis lainnya?


Sumber-sumber dan informasi yang mana bisa membantu saya?
Apakah saya mengandalkan satu sumber saja (contoh, buku)?
Apakah saya perlu mencari sumber-sumber yang lain?

Sewaktu saya belajar, apakah saya tanya diri sendiri jika saya mengerti?
Sebaiknya saya mempercepat atau memperlambat?
Jika saya tidak mengerti, apakah saya tanya kenapa?

Apakah saya berhenti dan meringkas?
Apakah saya berhenti dan bertanya jika ini logis?
Apakah saya berhenti dan mengevaluasi (setuju/tidak setuju)?

Apakah saya membutuhkan waktu untuk berpikir dan kembali lagi?
Apakah saya perlu mendiskusi dengan “pelajar-pelajar” lain untuk proces informasin lebih lanjut?
Apakah saya perlu mencari “para ahli”, guruku atau pustakawan atau ahliawan?
Buat
review Apakah kerjaan saya benar?
Apakah bisa saya kerjakan lebih baik?
Apakah rencana saya serupa dengan “diri sendiri”?Apakah saya memilih kondisi yang benar?
Apakah saya meneruskannya; apakah saya disipline pada diri sendiri?


Apakah anda sukses?
Apakah anda merayakan kesuksesan anda?

Keluar dari kotak (aisha)
Oktober 30, 2007 pukul 6:58 pm | Ditulis dalam IQ | 1 Komentar

Di sekolahku, setiap hari senin Minggu keempat kita ga pernah upacara, soalnya ada pembinasaan (Pembinaan Wali Kelas) di kelas masing-masing. Nah, semenjak aku duduk di kelas XII nih, pembinasaan itu diubah jadi pembinaan di lapangan. Jadi semua murid SMANSA n guru-guru pergi ke lapangan n dengerin semacam motivasi lah dari pakar-pakar yang diundang.

Ini udah dua kali dilaksanain, tapi berhubung pas pembinaan yang pertama, yang pembicaranya Pak Supri (afwan kalo salah0 aku ga masuk skul, jadi bagiku ini teh pembinaan di lapangan yang pertama kali (n_n)

Hari ini pembicaranya itu Pak Nasikin (afwan kalo salah), dari UI. Beliau bilang, di dunia ini semua orang tua pasti ingin anaknya sukses. So,,kita harus belajar,,hehehehe. Intinya sih bukan itu, yang jelas beliau menekankan kita nih buat berfikir keluar dari kotak..

Apa sih berfikir keluar dari kotak itu?

masuk ke kotak terus keluar baru mikir?
ya enggaklah! :p

So,,gini nih maksudnya. Beliau bilang, kita tuh hidup di era globalisasi, dan ga ada satupun yang bisa mencegah globalisasi terus berkembang (kecuali Allah ya..). Kalau kita mikirnya standar-standar aja,, ya kita bakal kegiles ama SDM-SDM dari negara lain. Pemikiran yang standar, misalnya nih..buat yang sekarang lagi duduk di kelas XII, targetnya harus lulus SPMB. Gak papa sih sebenernya, tapi kata beliau jadikan itu pilihan terakhir. Maksudnya, kita jangan terpaku ama itu aja, kita juga harus nyoba skul di luar negeri. Cari Beasiswa. Jangan ngerjain soal2 SMPB,,tapi soal2 yang luar negeri oriented juga…karena itu tadi,,we are going to interface the globalization..
————————————————————————————————

Kalau aku pribadi sih mikir, berfikir keluar dari kotak adalah cara berfikir yang di luar standar. Maksudnya, mungkin kebanyakan dari kita sering meng-under estimate diri sendiri, berfikir bahwa diri kita ga mampu, padahal sebenarnya kita mampu. Pikiran yang ngatif itu lah yang membuat kita ga akan maju…
Selain itu, yang menghalangi kita untuk berfikir di luar kotak adalah faktor lingkungan. Bisa jadi, kalo kita tinggal di lingkungan yang enggak menomorsatukan pendidikan, kita ga akan pernah mau mikirin tentang pendidikan, padahal itu penting…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar